Mentan Amran Minta Produksi Padi Ditingkatkan Hingga 20 Ton/Ha
By Admin
nusakini.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman minta ke depan produksi padi bisa ditingkatkan menjadi 20 ton/ha, jagung 20 ton/ha, dan kedelai 5 ton/ha.
“Siapa yang bisa menaikkan produksi padi menjadi 20 ton/ha akan diberikan tiket gratis untuk Umroh ke Tanah Suci.Kalau Kementerian Pertanian tak bisa memberikan, biar pakai uang pribadi saya,” janji Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat melakukan launching sistem informasi pertanian modern berbasis smartphone di Cimanggu, Bogor, Kamis (22/12/2016). Sistem informasi ini diberi nama ‘TANAM’ yakni Teknologi Pertanian modern yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian Kementerian Pertanian.
Mentan Amran mengatakan varietas jagung Nasa 29 kita gerakkan secara masif di seluruh Indonesia.Dengan luas lahan jagung kita sekitar 5,7 juta hektar, naik 25 juta ton dikalikan 3 juta sama dengan Rp 75 triliun dinikmati petani karena varietas Nasa 29 ini.”Kita bisa capai swasembada jagung, dan sudah bisa diekspor,” ucapnya.
“Sedangkan varietas padi produksi 10 ton/hektar dinaikkan menjadi 20 ton/hektar.Siapa yang bisa temukan atau naikkan produksi 20 ton/hektar akan dapat tiket umroh. Dengan produksi 20 ton per hektar dikalikan harga dan total panen maka akan diperoleh penghasilan sebesar Rp 640 triliun. Ini berarti produksi padi kita akan bisa menghidupkan dan memberikan makan di Asia, lalu Indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia. Sekarang tinggal diujung kaki.Mengeksekusi ‘mimpi’ jadi kenyataan, ini yang sulit,” katanya.
Sampai hari ini, lanjut Mentan, kita tak lagi impor beras. Impor jagung turun 60 %, taun depan akan diupayakan jagung tak lagi impor.”Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia tahun 2045, tetapi menentukan orang-orang yang ada di ruang ini. Oleh karena itu panen, olah, dan tanam , sehingga tidak memberikan kesempatan petani jadi malas,” jelasnya.
Sementara itu dalam arahannya, Mentan Amran menekankan keberadaan sistem informasi pertanian modern berbasis smartphone harus dapat menggetarkan dunia. Misalnya, dengan kenaikan produksi 1 komoditas pangan yakni jagung dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan nantinya jagung terus diekspor sehingga Indonesia mampu menghidupi atau memberi makan Asia. Bahkan ke depan pangan kita menguasai dunia.
“Jika kenaikan produksnya 10 ton per hektare saja dengan total luas tanam nasional 3 juta hektare, maka Rp 30 triliun uang yang dinikmati langsung petani. Tentunya ini menaikkan kesejahteraan dan menekan inflasi,” cetusnya.
Untuk itu, Amran meminta agar mulai tahun 2017 ditargetkan swasembada dan tidak impor untuk jagung, tahun 2019 untuk gula konsumsi dan kedelai, tahun 2025 untuk gula industri, tahun 2026 untuk daging sapi, dan tahun 2033 untuk bawang putih.
“Apabila ini mampu diwujudkan, maka di tahun 2045 Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tegasnya.
Selain itu, Amran pun berharap ke depan tidak lagi mengimpor mesin pertanian. Sebab banyak potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dalam negeri yang pastinya dapat dioptimalkan.
Dalam kesempatan ini pun, Amran meminta agar dalam kegiatan inovasi dibuatkan peta jalan dan dapat disinergikan dengan pelaku usaha. Di antaranya yakni untuk jagung target produktivitasnya 20 ton /ha, padi 20 ton/ha dan kedelai 5 ton/ha.
“Tidak hanya komoditas ini, tapi untuk semua komoditas pangan harus ada peta jalan target produktivitasnya,” sebutnya.(p/mk)